BLOGGER TEMPLATES AND Zwinky Layouts »

Minggu, 04 Maret 2012

Kata-kata Anak Jaman Sekarang Yang WAJIB Dibenarkan (*ISLAM WAJIB MASUK)

  • ψ MUSLIM WAJIB MASUK (kesalahan penulisan yg sering terjadi) ψ

     

    Kesalahan penulisan Aamiin Yang sering Terjadi
    ================================

    Dalam Bahasa Arab, ada empat perbedaan kata “AMIN” yaitu :

    1. ”AMIN” (alif dan mim sama-sama pendek),artinya AMAN, TENTRAM
    2. “AAMIN” (alif panjang & mim pendek),artinya MEMINTA PERLINDUNGAN KEAMANAN
    3.”AMIIN” (alif pendek & mim panjang),artinya JUJUR TERPERCAYA
    4.“AAMIIN” (alif & mim sama-sama panjang),artinya YA TUHAN, KABULKANLAH DOA KAMI

    Terus Bagaimana dengan pengucapan/ Penulisan “ Amien“ ???

    Sebisa mungkin untuk yang satu ini (Amien) dihindari, karena ucapan “Amien” yang lazim dilafadzkan oleh penyembah berhala (Paganisme) setelah do ’a ini sesungguhnya berasal dari nama seorang Dewa Matahari Mesir Kuno: Amin-Ra (atau orang Barat menyebutnya Amun-Ra)
    Quote:
    HINDARI PENULISAN ASS, ASSKUM, MOHD, MOSQUE, 4JJI, MECCA !!
    =========================================
    Bagi akhy wa Ukhty yang masih suka menggunakan kata ...

    ''Ass,Askum ''dalam ucapan salam.
    ''4JJI'' untuk panggilan الله (Alloh) SWT.

    Gunakan sesuai dengan aturannya yuuuk...
    Karena arti dari kata tersebut adalah

    Bismillah..

    Jika kita seorang Muslim atau Muslimah, alangkah baiknya mengindahkan hal yang mungkin kita anggap kecil tapi besar makna dan pengaruhnya.

    *jangan menulis 4JJI tapi الله (Alloh) SWT,karena 4JJI aRtinya for judas Jesus Isa al masih.

    *jangan menulis Ass atau Askum dalam salam tetapi Assalammu'alaikum (karena salam adalah do'a,atau jika tidak sempat lebih baik tidak sama sekali),karena Ass artinya (maaf) pantat mu, dan Askum artinya celakalah kamu.

    INGAT !!!
    ASS = (maaf) PANTATMU
    ASKUM = CELAKALAH KAMU

    Maka sampaikanlah salam karena itu ialah DO'A, minimal Assalamu'alaikum . . .

    Semoga bermanfaat


    (sumber : http://www.facebook.com/notes/hamba-alloh/muslim-wajib-masuk/10150608668065150)

    ________________________________________________________

    Kata amîn (أَمِيْن) berasal
    dari kata al-amn (الأَمْن) yang merupakan bentuk mashdar dari amina
    (أَمِنَ) - ya’manu (يَأْمَنُ) - amnan (أَمْنًا) - amânan (أَمَانًا) dan
    amânatan (أَمَانَةً). Atau dari amuna (أَمُنَ) - ya’munu (يَأْمُنُ) ...-
    amânatan (أَمَانَةً). Ar-Raghib Al-Asfahani mengartikan kata amn (أَمْن)
    dengan “ketenteraman jiwa” (thuma’nînatu an-nafs = طُمَأْنِيْنَةُ
    النَّفْسِ).


    Selain itu, Al-Farisi, sebagaimana dikutip Ibnu
    Manzur, mengatakan bahwa ada kata amîn (أَمِيْن) dengan qashr (pendek)
    hamzah dan ada juga kata âmîn (آمِيْن) dengan madd (panjang) hamzah yang
    berarti “Allâhumma istajib lî” (اللهُمَّ اِسْتَجِبْ لِي = Ya Allah,
    perkenankanlah bagiku). Dua kata ini dipandangnya sebagai kalimat yang
    terdiri dari fi‘l dan ism (ism fi‘l), yang biasanya diucapkan pada akhir
    doa atau diucapkan oleh makmum pada akhir bacaan Al-Fatihah dari
    seorang imam..

    Kata amin (أَمِيْن) di dalam S. Al-A‘râf [7]: 68
    serta S. Asy-Syu‘ara’ [26]: 107, 125, 143, 162, dan 178 bermakna
    “dipercayai” (ism fâ‘il dengan makna ism maf‘ûl), dan kata itu
    merupa­kan pernyataan para rasul kepada kaumnya bahwa mereka adalah
    rasul yang dipercayai (rasûl amîn =رَسُوْل أَمِيْن). Adapun kata amîn
    (أَمِيْن) di dalam Ayat 193 dari Surat yang sama adalah dalam konteks
    pembicaraan turunnya Al-Quran dari Allah dan dibawa oleh malaikat Jibril
    yang disebut Rûh al-Amîn (رُوْحُ الأَمِيْن).

    Pengungkapan kata
    amîn (أَمِيْن) di dalam S. Yûsuf [12]: 54, S. An-Naml [27]: 39, S.
    Al-Qashash [28]: 26, dan S. Ad-Dukhân [44]: 18 semuanya dengan makna
    “yang terpercaya”.

    Kata amîn (أَمِيْن) di dalam S. At-Takwîr
    [81]: 21 berkai­tan dengan sifat malaikat Jibril sebagai pembawa wahyu,
    berarti ia mempunyai kedudukan tinggi serta terpercaya.

    Kata
    amîn (أَمِيْن) di dalam S. At-Tîn [95]: 3 berhubungan dengan sifat dan
    keadaan negeri Mekah. Negeri Mekah disebut al-amîn (الأَمِيْن) karena
    seharusnya negeri itu aman dari segala bentuk gangguan dan permu­suhan,
    seperti pencurian dan perampokan.

    Umat Islam, sejak awal,
    telah satu kata bahwa hadits-hadits Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa
    sallam (Sunnah) merupakan bagian tak terpisahkan dari Islam. Berfungsi
    sebagai sumber hukum bagi agama. Ada sebagian pihak yang mengalihkan
    pemahaman mengenai hadits-hadits Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa
    sallam, yaitu dengan melakukan pengingkaran terhadap hadits-hadits
    Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam dan melancarkan keraguan
    terhadapnya (inkarun-sunnah). Penyebutan kelompok gerakan ini sangat
    menarik, salah satunya menamakan diri al-Qur`âniyyûn(Qur'an-suci
    ). Nama yang dinisbatkan kepada
    Al-Qur`ânul-Karim.

    Pengingkaran terhadap hadits tidak hanya
    dimiliki golongan yang berlabel Qur`aniyyun, atau Aliran "Kitab Suci
    saja" tanpa pakai hadits. Hakikat pengingkaran juga dilakukan oleh kaum
    rasionalis, ketika mereka menganggap suatu hadits tidak rasional. Begitu
    juga, pemikiran semacam ini menghinggapi kalangan Khawaarij yang
    mengingkari hadits tentang syafaat bagi pelaku dosa besar. Terkadang
    juga menghinggapi para pengikut madzhab yang fanatik atau orang-orang
    yang kurang memahami seluk-beluk ilmu hadits. Dan mengingkari as-Sunnah,
    meneladani Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam.

    (MoGerz supported)


    |m.((ψ)).m|

0 komentar: