BLOGGER TEMPLATES AND Zwinky Layouts »

Senin, 28 November 2011

TURBIDITY

Registered at Bandung-Underground.com on Wednesday the 14th of Sep, 2011
Genre: Slamming Brutal Death Metal
Berdiri: 14 February 2008
Label: Extreme Souls Production

Kontak TURBIDITY

Website: http://www.myspace.com/turbidityslamming
Alamat: Bandung, Indonesia
Telp.: 085624068192 - 02291332666 (Ade Casper )

Formasi

Dada-vokal Daniel-gitar Amar-bas Iko-drum

Biography


JIKA ingin mendengarkan bagaimana resam Abominable Putridity, Devourment, Chepalotripsy, dan Internal Bleeding, diramu dengan sentuhan lokal, maka musik yang dimainkan Turbidity adalah salah satu jawaban paling otentik. Sejak dibentuk pada 14 Februari 2008, Turbidity langsung memilih slamming guttural sebagai jalur musik yang mereka usung. Namun, Turbidity mengklaim musik mereka sudah termuati konten lokal sehingga dinamakan Bandung Slamming Guttural.
Slamming guttural dipilih karena ketika berdiri skena Bandung Underground tengah digempur brutal death metal. “Kita ingin mengeksplorasi sesuatu yang belum banyak dilakukan band lain. Karena itu kita memilih slamming guttural. Tapi, yang alasan paling utama, slamming guttural memang ngenaheun we. Nu ngadengekeun bisa joget jiga di diskotik,” ucap Dada Rosadeath, vokali Turbidity.
Ketika pertama kali dibentuk, Turbidity berpijak di atas formasi Dada pada vokal, Daniel (gitar), Tangkill (gitar), Iko Karbon (drum), dan Rudi TJ (bas). Namun, setelah tiga bulan berjalan, formasi itu dirombak. Dipicu hengkangnya Rudi, Tangkill terpaksa digeser ke bas.
Formasi itu kembali goyah setelah Tangkill meninggalkan Turbidity. Padahal saat itu sebagian materi untuk album perdana mereka sudah hampir rampung. Untuk mengatasi kekosongan di posisi basis, Turbidity mengajak Dena dari Digging Up.
Sayang, Dena pun tak bertahan lama. Tapi, untuk sekali ini Turbidity memutuskan untuk tidak segera mencari pengganti Dena. Alhasil, dalam beberapa gigs Turbidity tampil dengan formasi tiga pesonel: Dada (vokal), Daniel (gitar), dan Iko. Bahkan sampai penggarapan materi album perdana kelar, mereka tetap bertahan dengan tiga personel.
Baru setelah pengerjaan album perdana yang kemudian diberi tajuk Suffering of Human Decapitated selesai dan dirilis, Turbidity akhirnya merekrut Amar dari Error Brain.
MySpace: Turbidity

Untuk lebih mengetahui informasi dari TURBIDITY , kunjungi link dibawah ini
  1. TURBIDITY-Suffering of Human Decapitated (2011)
  2. TURBIDITY

Rock In Solo 2011 Getarkan Tanah Solo

Kalau ditanya tentang pagelaran musik cadas terbesar Jawa Tengah tahun ini, pasti semua metalhead akan menjawab secara berjamaah, Rock In Solo 2011! Setelah ditunggu-tunggu oleh para pemujanya, akhirnya Rock In Solo 2011 kembali digelar pada 17 September 2011. Berharap lebih heboh dari acara serupa tahun sebelumnya, Rock In Solo 2011 menggunakan empat panggung dan menampilkan 40 band cadas serta ‘main course band’ nya menyajikan Oathean, Down For Life, Burgerkill, Kataklysm, Death Angel. Menjadikan mereka sebagai formula cadas tingkat dewa yang siap dikonsumsi.


Bertemakan Heritage Metal Fest 2011, Rock In Solo memilih Alun-alun Utara Solo sebagai  arena eksekusinya. Bukan tanpa alasan lho, panitia memilih tempat ini. Selain lokasinya yang strategis, Alun-alun Utara dipilih karena di masa lalu, tempat ini digunakan sebagai berkumpulnya Raja dengan rakyatnya. Nah, dengan mengambil filosofi itu, Rock In Solo 2011 menjadi tempat berbarisnya  para pasukan metal dihadapan para punggawa cadas lokal dan mancanegara.

Para metalhead terus berdatangan sejak pagi sampai sore, mereka nggak mau melewatkan penampilan band-band lokal dan mancanegara yang beraksi di empat panggung. Dengan ditemani teriknya matahari, band-band seperti Extreme Decay, Raja Singa, Gigantor, Enforce, Deraged dll, menambah panas crowd untuk berheadbang ria. Kawan, ada satu band yang menarik perhatian penonton. Ishtar, band asal Korea yang mengusung genre thrash metal yang dicampur dengan perpaduan gothic metal dan musik orchestra, membuat band yang beranggotakan tiga cewek cantik serta 2 cowok ini terlihat unik. Saat malam menjelang, crowd mulai sesak dijubeli metal militia berpakaian hitam. Tahu nggak kawan, nggak hanya didominasi para metalhead cowok saja lho, banyak juga para metalhead girl yang datang. Wow!


Setelah jeda Magrib dan Isya, perhatian penonton mulai fokus ke panggung A yang memang menjadi panggung utama di Rock In Solo 2011. Oathean, membuka penampilan sajian utama malam itu. Walaupun band melodic black metal asal korea ini di beberapa menyanyikan lirik dengan bahasa asal mereka, tapi nggak mengurangi rasa musik sehingga masih sedap buat didengar. Setelah  Oathean turun panggung, giliran Down For Life unjuk gigi. Band asli Solo ini memang sudah ditunggu oleh ratusan ‘Pasukan Babi Neraka’ (sebutan untuk fans Down For Life). Hentakan musik metal khas Down For Life ditemani moshing serta sengkarut saling sikut para penonton membuat suasana malam itu semakin asoy! Tahu nggak kawan, Adjie sang vokalis ternyata salah satu orang pencetus dibalik lahirnya metalfest Rock In Solo ini.

Sudah siap buat aksi band berikutnya, kawan remaja? Yes, please welcome…Burgerkill!!! Band asli Ujungberung, Bandung, yang sudah malang melintang diberbagai  metalfest dan  pertunjukan dunia seperti yang tercatat adalah Soundwave 2009 dan Big Day Out 2010. Berpredikat sebagai band cadas berkekuatan paling ‘berbahaya’ di Indonesia, Burgerkill yang beranggotakan Vicky (vokal), Eben (gitar), Agung (gitar), Ramdan (bass) dan Andris (drum) membawakan lagu-lagu maut yang menyebarkan ‘racun’ headbanging, moshing serta stage diving. Mulai dari Age Of Versus, Under The Scars, Through The Shine dan Penjara Batin sukses mengetarkan tanah Solo.  Lagu selanjutnya sperti Shadow Of Shorow, House Of Green, dan Darah Hitam Kebencian menutup penampilan Burgerkill  yang dinyanyikan dengan penuh tenaga dan penghayatan, dan sungguh ini membuat bulu kuduk merinding.


Kawan, tanpa diduga Walikota Solo bapak Joko Widodo datang ke Rock In Solo 2011. Dia mendukung acara ini secara total. Kataklysm, menjadi penampil keempat di Rock In Solo 2011. Band yang terbentuk pada tahun 1991 di Kanada ini mengusung musik deathmetal ala Kataklysm yang terkenal cepat dan brutal. Band yang baru pertama kali berakasi di Indonesia dan langsung singgah di Solo ini. Bahkan sang vokalis, Maurizio Iacono terkesan dengan para metalhead yang menonton aksi mereka yang seakan mempunyi energi super untuk terus berdansa rasa metal tanpa kenal lelah. Hingga saat ini Kataklysm sudah mempunyai 10 album, dengan album terakhir yang mereka rilis pada 2010 lalu, ‘Heaven’s Venom’.


Sekitar jam 11 malam, headliner yang sudah di tunggu akhirnya unjuk gigi. Death Angel, kawan! Yeaaaah! Begitu serdadu Death Angel yang asal Bay Area San Fransisco ini naik panggung, tanpa dikomandoi teriakan langsung terdengar disusul dengan kepalan tangang khas metal dari para penonton. Cuma butuh sepetik raungan distorsi gitar Rob  Cavestany dan Ted Aguilar, sepercik gebukan drum Will Carroll , serta cabikan bass Damien Sisson, oh…total beautiful chaos langsung tercipta. Moshing, stege diving, Slamdancing, headbanging! Whatever you name it! Serangan musik trash metal yang cepat dan rapat serta vocal Mark Osegueda membuat adrenalin semakin terpacu. Dari deretan paling depan sampai hampir paling belakang bergoyang liar penuh semangat. Death Angel menghantam panggung tanpa ampun dengan deretan lagu andalan mereka seperti Evil Priest, Buried Alive, Mistress of pain, Claws In So Deep dan Seemingly. Di setiap jeda antar lagu Mark nggak capek-capeknya mengucapkan terima kasih kepada para metalhead yang datang dan nggak lupa meneriakan Solo dengan lengkingan suaranya yang khas. Lewat tengan malam, sekitar jam setengah dua, Death Angel menutup aksi meraka dengan 3 lagu encorenya. Ada yang seru nih kawan, sang drummer Will Carroll sempat melempar salah satu simbal drumnya ke penonton sebagai kenang-kenangan dari Death Angel.


Dengan sound panggung yang bagus, susunan jadwal yang tertata rapih, serta para pengisi acara yang benar-benar amazing, membuat metalfest Rock In Solo 2011 benar-benar memanjakan para metalhead serta memasukan Rock In Solo sebagai acara metalfest besejarah di Indonesia. Kalau SID bilang Kuta rock city, Suara Remaja bilang Solo metal city . Sampai jumpa di Rock In Solo 2012, kawan!
Artikel dari: http://remaja.suaramerdeka.com/2011/09/19/rock-in-solo-2011-getarkan-tanah-solo/